Sugeng Budi Rahardjo, S.T, M.M.
QMS Manager, IT & Industrial Engineering Lecturer, Six sigma green belt certified.
Kita juga melihat, masih banyak perusahaan atau produk sepanjang masa seperti #pepsodent dari #Unilever yang didirikan sejak tahun 60 an hingga saat ini. Dengan harga yang kompetitif, dan kualitas yang menyesuaikan segmentasi harga.
Kemampuan #survival perusahaan salah satunya menurut #Porter adalah memiliki #competitiveadvantage seperti keunggulan bersaing sesama perusahaan sejenis, daya tawar terhadap supplier, ketahanan terhadap produk/layanan pengganti dan lain lain.
Menjadi bagian dari perusahaan Nasional yang tetap survive dan kompetitif, berbasis #CorporateCulture, berdasarkan pengalaman saya sebagai berikut :
- Dimulai dari visi misi pemilik perusahaan yang diterjemahkan profesionalnya dalam strategi perusahaan, berupa perusahaan yang unggul dalam kualitas.
- Membangun budaya kualitas disemua pilar perusahaan. Dari level tertinggi sampai terendah dengan cara :
- Menciptakan budaya profesional, seperti penilain kinerja, KPI, key performance indicator, Balance Score Card.
- Menjadikan karyawan sebagai human asset, dengan cara sistem rekruit yang handal dan profesional.
- Menetapkan faktor integritas, kejujuran, kerjasama, motivasi ingin maju, sebagai karakter dasar karyawan.
- Kaderisasi dari bawah, dengan menciptakan kompetisi yang sehat dan profesional, pemupukan kader melalui jalur pendidikan dan magang, rotasi departemen, seperti #managementtrainee, #kuliahikatandinas, dan lain lain.
- Implementasi manajemen mutu, khususnya sertifikasi kebutuhan pelanggan, seperti ISO dan sejenisnya.
- Membangun sistem manajemen mutu sampai ditingkat paling bawah dengan cara menjadikan karyawan produksi sebagai pelaksana produksi sekaligus juga sebagai kontrol kualitas.
- Memastikan organisasi departemen kualitas bekerja profesional, bukan “audit mode on”, tetapi setiap saat. Departemen kualitas melibatkan non departemen sebagai auditor, yang dilaksanakan setiap bulan, bukan hanya per enam bulan, memastikan apa yang dikerjakan sesuai standar dan prosedur kerja.
- Menciptakan persaingan sehat antar departemen dari sisi kualitas, dengan #qualityawarding, yang rutin dilaksanakan. Mencegah ‘tahu sama tahu’ atau ‘ewuh pakewuh’. Disini peran Leadership Pemimpin Departemen Kualitas di uji, karena posisinya setara.
- Secara rutin menjelang akhir tahun, memeriksa efektifitas bisnis, dari sisi keuangan, pertumbuhan operasi bisnis, atau kemunduran satu lini bisnis karena disrupsi teknologi dan sebagainya.
Tentu masih banyak lagi aspek penunjang kemampuan bersaing berdasarkan kemampuan pengelolaan kualitas.
One response to “Menjaga Kompetitif Perusahaan dengan Menciptakan Budaya Kualitas”
Terimakasih pak Fatchan, sudah sharing..